Home / Berita / Edukasi / Ekonomi / Lintas Daerah / Organisasi

Jumat, 28 Oktober 2022 - 13:56 WIB

DPP LDII: Sumpah Pemuda Pondasi Bangsa, Pemenuhan Hak Sipil Jadi Pemersatu

Ketua DPP LDII Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Prof. Singgih Tri Sulistiyono saat mendampingi Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto

Ketua DPP LDII Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Prof. Singgih Tri Sulistiyono saat mendampingi Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto

Jakarta (27/10). Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928, merupakan cita-cita luhur yang melampaui zamannya. Ada para pemuda yang menyatakan bangkitnya suatu bangsa, jauh sebelum negara berdiri. Sumpah Pemuda menjadi modal dasar penting kemerdekaan Indonesia pada 1945.

“Semua masyarakat Indonesia mengetahui, Sumpah Pemuda adalah wujud dari keinginan untuk membangun dan mengkonstruksi bangsa Indonesia sebelum merdeka. Sumpah Pemuda menghasilkan sumpah setia para pemuda di Indonesia yang berisi tentang semangat persatuan dan rasa cinta terhadap tanah air,” ujar Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono.

Ketua DPP LDII Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Prof. Singgih Tri Sulistiyono

Singgih memaparkan kondisi bangsa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda, terfragmentasi ke dalam pelbagai golongan kelompok dan suku bangsa yang memiliki ikatan primordial (paling dasar) terutama berdasarkan kesukuan. Namun, dengan adanya semangat “Bersatu Bangun Bangsa”, yang juga menjadi tema Sumpah Pemuda 2022. Para pemuda kala itu akhirnya bersatu untuk membangun bangsa yang baru.

“Mereka berusaha membentuk suatu bangsa baru yang namanya bangsa Indonesia. Mereka berkeinginan memerdekakan diri dari penjajahan Belanda. Dan memiliki tujuan satu, membangun suatu bangsa bersama menuju masyarakat yang lebih makmur dan bebas dari penjajahan,” ungkapnya.

Dengan kondisi tanpa tanah air, karena masih dijajah Belanda, mereka mendeklarasikan lahirnya bangsa dan negara serta bahasa Indonesia. Tanpa adanya wilayah yang mereka miliki, menjadi modal untuk berjuang, “Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, mereka berhasil menjadi sebuah bangsa yang memiliki wilayah teritorial, yang disebut bangsa Indonesia,” tutur Singgih yang juga Ketua DPP LDII.

Baca juga :   Penyerahan Pupuk dan Benih Tanaman Produktif oleh DPW LDII Jawa Timur

Menurutnya, Sumpah Pemuda 1928 merupakan bentuk kesepakatan atau kontrak sosial akan lahir sebuah negara bangsa. Lalu, proses Indonesianisasi dan bertanah air satu, lahir pada 1945. Selanjutnya Deklarasi Juanda pada 1957 meneguhkan wilayah Indonesia.

Namun Singgih menegaskan pula cita-cita Sumpah Pemuda harus terus dirawat, dengan mewujudkan harapan para pendiri bangsa, “Cita-cita Sumpah Pemuda harus diwujudkan dengan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,” ujarnya.

Generasi muda saat ini dan masa mendatang, lanjut Singgih, harus menyadari bahwa Sumpah Pemuda menjadi perjanjian luhur untuk mengatasi berbagai persoalan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan UUD 1945, “Masa depan Indonesia tergantung dari cara berpikir generasi muda terhadap jiwa dan semangat dari Sumpah Pemuda,” tegasnya.

Generasi muda harus berani mengambil sikap dan resiko, untuk mewujudkan Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

Bekerja Keras untuk Pemenuhan Hak-hak Sipil

Baca juga :   PC LDII Kecamatan Taman Mengadakan Pelatihan Parenting Skill

Senada dengan Singgih, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, Sumpah Pemuda adalah perekat bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Namun, romansa sejarah yang dirawat dengan baik, akan menghadapi tantangan global, “Saya sepakat, bahwa generasi muda harus menempuh berbagai risiko untuk melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa, hingga ratusan tahun ke depan,” ujar KH Chriswanto.

Menurutnya, sejarah telah mencatat pada abad 20, terdapat negara-negara yang kuat bubar tidak sampai satu abad, “Uni Sovyet bubar dan gagal mewujudkan utopia sosialisme. Di abad 21 negara-negara Barat yang maju sedang diuji demokrasinya, yang mereka anggap bisa membawa kemakmuran. Nyatanya, Amerika Serikat dan Uni Eropa yang demokrasi itu, sedang krisis ekonomi yang mengarah ke krisis sosial,” ungkapnya.

Ini jadi pengingat bagi kita semua, cita-cita bangsa harus diperjuangkan dengan memenuhi hak-hak sipil, yakni mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, “Sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa, dan termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,” imbuh KH Chriswanto.

Ia mengajak segenap elemen masyarakat, untuk kembali mengingat pesan Sumpah Pemuda. Kemudian membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan, “Pemerintah tentu butuh masukan. Hari ini, masukan dan kritik sangat diperlukan, tapi juga yang terpenting adalah solusi. Ormas bisa membantu pemerintah, dengan mengisi ruang-ruang yang tak tersentuh pembangunan. Itulah konsep masyarakat madani, di mana rakyat aktif membantu dan bersinergi dengan pemerintah,” pungkas KH Chriswanto.

Share :

Baca Juga

Berita

PC LDII Kecamatan Taman Mengadakan Pelatihan Parenting Skill

Berita

Menambah Keilmuan, LDII Kabupaten Madiun Mengikuti Pelatihan Rukyat Hilal Yang Diadakan Oleh DPP LDII di Bandung

Berita

Wakil Ketua MPR dan LDII Ingatkan Tulus Ikhlas Para Pahlawan Harus Jadi Teladan Generasi Muda

Berita

Latihan Kemandirian, Kenalkan Kelistrikan Dasar Kepada Remaja Masjid

Berita

DPD LDII Kab. Madiun Menggandeng Anggota DPR RI dan DINKES Kab. Madiun Selenggarakan Vaksinasi

Berita

Diskominfo dan LDII Jatim Mengajak Generasi Muda Bijak Bermedsos

Berita

DPP LDII Silaturahim dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Bahas Pencegahan Stunting

Berita

Pembinaan Generasi Muda LDII di Akhir Tahun