Home / Berita / Edukasi / Kesehatan

Jumat, 2 Desember 2022 - 16:44 WIB

Meluruskan Mitos Seputar Penyakit Metabolik

Illistrasi : https://www.qubisa.com/microlearning/checklist-sindrom-metabolik

Illistrasi : https://www.qubisa.com/microlearning/checklist-sindrom-metabolik

Sudah sejak dulu berkembangnya mitos akan suatu hal terutama tentang suatu penyakit bemunculan. Namun, pada era berkembang pesatnya teknologi dan berbagai macam media pendukungnya ini, membuat mitos-mitos tentang penyakit semakin menjamur dan tidak berdasar. Salah satunya berbagai mitos yang muncul terkait dengan penyakit metabolik. Banyak sekali penyakit yang muncul akibat adanya gangguan metabolik dalam tubuh. Ada top three penyakit akibat dari gangguan metabolik yang ironisnya banyak diderita oleh banyak orang, yaitu kencing manis, darah tinggi dan kolesterol. Yang mana apabila penyakit-penyakit diatas tidak ditangani secara tepat akan mengakibatkan berbagai komplikasi penyakit. Untuk itu, kita akan membahas beberapa mitos yang bermunculan seputar penyakit metabolik.
Sebelum itu, kita harus mengenal dulu apa itu gangguan metabolik yang menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit metabolik. Gangguan metabolik adalah suatu gangguan yang terjadi karena proses metabolisme yang gagal dan menyebabkan tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit zat atau nutrisi yang penting agar tetap sehat. Metabolisme sendiri adalah proses dimana nutrisi dari makanan diurai menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi yang diurai melalui proses metabolisme diantaranya adalah karbohidrat atau gula, protein dan lemak. Jadi bisa di bayangkan apabila sistem metabolisme ini terganggu, pastikan akan terjadi penumpukan atau kekurangan nutrisi didalam tubuh. Yang pada akhirnya menyebabkan munculnya penyakit seperti kencing manis, darah tinggi dan kolesterol.
Banyak orang yang enggan melakukan check-up kesehatan difasilitas yang tersedia dan lebih memilih “googling” untuk mengetahui penyakit yang diderita. Alhasil, muncullah yang namanya self diagnosis yang jelas akan mengarah pada treatmen yang salah pada penyakit yang diderita. Hal tersebut juga mendukung munculnya berbagai mitos mengenai penyakit metabolik, diantarnya :
1. Penyakit Metabolik Selalu Menunjukkan Gejala
Berkaitan dengan hal ini bukan hanya mitos yang berkembang, melainkan juga artikel-artikel asal tanpa dasar ilmu pun banyak beredar. Secara spesifik artikel-artikel itu menuliskan bahwa gejal a,b,c dan seterusnya merupakan gejala awal penyakit metabolik. Padahal, faktanya penyakit-penyakit metabolik tidak selalu menunjukan gejala. Meskipun ada gejala khas dari penyakit kencing manis, tetapi di banyak kasus kencing manis tidak menunjukkan gejala sama sekali pada fase awalnya. Begitu juga pada kondisi kolesterol tinggi sering kali tanpa gejala.
Pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan bisa menjadi kunci deteksi dini pada gangguan metabolik. Bukan tidak boleh membaca artikel-artikel tersebut. Apabila dengan membacanya membuat kita semakin aware untuk hidup sehat itu bagus. Akan tetapi bila sebab membacanya kita mengarah pada miss tratment itu yang berbahaya. Bukannya semakin sehat, salah-salah bisa semakin parah dan malah menimbulkan komplikasi penyakit.
2. Ada 2 jenis kencing manis, yaitu kencing manis basah dan kencing manis kering. Kencing manis basah tidak perlu berobat sedangkan kencing manis kering harus berobat.
Faktanya tidak ada yang namanya kecing manis basah atau kencing manis kering. Dan itu hanyalah istilah salah kaprah yang ada di masyarakat. Yang ada hanya kencing manis dengan luka basah atau tanpa luka basah. Yang mana baik dengan luka basah atau tanpa luka basah, semua kencing manis harus diobati. Pengobatan dilakukan untuk mencegah adanya komplikasi jangka panjang. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah, dalam pengobatan kencing manis pengobatan harus dilakukan secara rutin. Tidak boleh terlambat atau bahkan stop melakukan pengobatan. Sebab, minum obat bukan berarti gula terkontrol. Tetap harus dievaluasi dari hasil pemeriksaan dengan dokter terkait.
Pengobatan atau terapi pada pengidap kencing manis tidak semata-mata hanya cukup dengan meminum obat. Melainkan ada 3 hal, yang pertama adalah harus adanya edukasi yang tepat dari tenaga kesehatan yang kompeten mengenai penyakit kencing manis dan penanganannya secara tepat. Kedua, adanya perubahan pola gaya hidup pengidap kencing manis ke pola hidup yang lebih sehat. Dan yang terakhir dengan diberi pengobatan berupa obat yang diberikan secar oral/diminum atau dengan diberikan suntikan insulin. Intinya jangan tunggu sampai ada komplikasi baru berobat teratur.
3. Penyakit Metabolik Hanya Terjadi Pada Orang yang punya keturunan kencing manis, hipertensi dan kolesterol
Sedangkan faktanya, penyakit kencing manis, hipertensi dan kolesterol dapat terjadi pada semua orang. Walaupun, orang yang memiliki riwayat keturunan lebih berrisiko dibandingkan yang tidak memiliki keturunan. Akan tetapi, jika dilihat dari banyaknya yang kurang menerapkan pola hidup sehat, tidak menutup kemungkinan yang tidak memiliki riwayat keturunan pun sama berriskonya denga yang memiliki riwayat keturunan. Jadi, lebih baik mulai merubah pola hidup menjadi lebih sehat. Dengan mengatur pola makan, olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup.
4. Orang yang mengidap kencing manis tidak boleh makan dan minum yang manis sama sekali agar kadar gula darah terkontrol
Faktanya, orang yang mengidap kencing manis masih boleh mengkonsumsi makanan dan minuman manis. Tidak ada larangan mutlak yang mengatakan bahwa penderita kencing manis dilarang makan minum yang manis. Asal disesuaikan dengan kebutuhan harian kalori tubuh maka, diperbolehkan mengkonsumsi yang manis-manis. Untuk itulah perlu adanya pemeriksaan ke fasilitas kesehatan untuk mengetahui kebutuhan kalori harian kita.
Konsumsi makanan yang bergizi seimbang san sesuai kebutuhan kalori serta melakukan aktivistas harian ditambah olahraga ringan yang teratur, bisa membantu untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu saat ini banyak sekali alternatif untuk yang menyukai makan manis tapi mengidap kencing manis. Misalnya mengganti gulanya dengan gula rendah kalori atau yang sekarang sedang bangak digemari yaitu sweet drops yang terbuat dari daun stevia. Namun, tentu saja meskipun dengan gula rendah kalori atau sweet drops tidak boleh berlebihan dalam mengkonsumsinya. Selain itu, pada pengidap kencing manis bisa juga diakali dengan mengganti makanan yang memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi diganti dengan makanan yang GI nya lebih rendah. Contohnya mengganti base karbohidrat dari nasi putih ke beras merah yang lebih bernutrisi dan mengenyangkan. Selain itu sebisa mungkin hindari konsumsi makanan olahan dan perbanyak sayur dan buah-buahan, serta konsumsi air putih yang cukup.
5. Terlalu lama konsumsi obat kencing manis akan menyebabkan ketergantungan. Apabila sudah terkontrol, obat harus distop.
Jelas hal ini salah besar, karena faktanya obat kencing manis tidak menyebabkan ketergantungan tapi sebuah keharusan untuk dikonsumsi. Obat perlu diminum rutin walaupun sudah tidak ada gejala atau keluhan. Sebab, obat yang diberikan kepada penderita penyakit metabolik bertujuan untuk mengendalikan penumpukan atau kekurangan zat dalam tubuh sebab adanya gangguan metabolik, dan tidak bisa menyembuhkan. Maka dari itu obat harus dikonsumsi terus secara rutin agar penyakit metabolik selalu terkendali dan mencegah munculnya komplikasi jangka panjang. Selain itu obat yang diberikan pun pasti sudah disesuaikan dosisnya dengan kebutuhan masing-masing penderita. Jadi, jangan lagi ragu apalagi takut untuk mengkonsumsi obat-obatan penyakit metabolik.
6. Jika mengkonsumsi obat terus menerus akan menyebabkan sakit ginjal.
Namun faktanya dengan mengkonsumsi obat untuk penyakit metabolik tidak menyebabkan sakit ginjal. Sebaliknya gagal ginjal merupakan salah satu komplikasi akibat dari kencing manis yang paling berat dan mahal. Pengendalian penyakit metabolik seperti kadar gula dan tekanan yang terkontrol terbukti mencegah komplikasi jangka panjang. Dokter akan memberikan dosis obat sesuai kebutuhan setiap pasien pengidap penyakit metabolik. Kesimpulannya, justru dengan berobat secara teratur dan mengendalikan penyakit metabolik dapat mencegah komplikasi jangka panjang termasuk gagal ginjal.
7. Jika kadar gula darah, tekanan darah dan kolesterol sudah normal, maka otomatis segala gejala komplikasi jangka panjang kencing manis, hipertensi akan hilang/membaik.
Akan tetapi fakta dilapangan tidak mengatakan demikian. Bagi penderita kencing manis dan hipertensi, walaupun kadar gula darah, tekanan darah dan kolesterol sudah normal, komplikasi akibat dari penyakit kencing manis dan hipertensi masih bisa terjadi. Sebab, komplikasi kronis itu bersifat irreversible (tidak dapat dikembalikan) walaupun kadar gula darah, kolesterol dan tekanan darah sudah normal. Penting untuk diingat bahwa mencegah komplikasi sebelum terjadi keluhan adalah keharusan.
8. Jika sudah minum obat herbal maka obat medis/kimia harus dihentikan begitu juga sebaliknya.
Faktanya, meski mengkonsumsi obat herbal, obat medis/kimia tetap harus dikonsumsi. Karena, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa fungsi obat bagi penderita penyakit metabolik adalah untuk mengendalikan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam tubuh. Sedangkan untuk obat herbal memiliki khasiat yang lebih universal dan tujuan utamanya kebanyakan untuk menjaga stamina dan memperkuat imun tubuh. Boleh-boleh saja minum obat herbal untuk menunjang tubuh agar tetap sehat. Dan konsumsinya pun bisa juga bersamaan dengan obat dari dokter, dan sesuai anjuran. Tapi, bagi penderita penyakit metabolik juga harus jeli dalam memilih obat-obatan herbal. Sebab saat ini yang namanya herbal pun tidak selalu herbal, dan juga belum tentu lebih aman dan tanpa efek samping. Lagipula baik obat medis/kimia maupun herbal membutuhkan bukti berdasarkan kaidah evidence based medicine baru bisa di katakan aman.
9. Jika sudah berolahraga rutin, maka tidak perlu mengatur pola makan begitu pula sebaliknya.
Tentu saja itu hanya kesalah kaprahan yang terjadi di masyarakat. Pasalnya, kedua hal tersebut berjalan beriringan. Bagi penderita penyakit metabolik selain harus menjaga pola makan, juga harus melakukan ativitas fisik harian dan/atau olahraga setiap harinya. Olahraga yang dilakukan pun cukup yang ringan-ringan saja, seperti, lari pagi keliling kompleks, berjalan-jalan disekitar perumahan dan lain sebagainya.
Itulah beberapa mitos yang banyak beredar seputar penyakit metabolik, dan mungkin masih banyak lagi. Intinya, jangan pernah melakukan self diiagnosis, pemeriksaan rutin difailitas kesehatan sangat disarankan. Hindari terlalu sering melihat artikel-artikel yang tidak basis ilmunya, karena pasti sifatnya hanya untuk menakut-nakuti. Waspada boleh, asal jangan sampai salah treatment. Ingat CERDIK : Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress. Dengan begitu kita bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Baca juga :   Sekolah SDIT Al Muttaqin Merayakan HUT RI dengan Edukasi

Share :

Baca Juga

Berita

Wabah Belum Reda, DPP LDII Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada

Berita

Melalui Bimbingan Konseling, LDII Dukung Pembinaan Generasi Mudanya

Berita

Hari Menanam Pohon Indonesia, LDII Ajak Masyarakat Ibadah dengan Tanam Pohon

Berita

Sinergi dari Silaturrahim PAC LDII Taman Madiun dan Babinsa

Berita

Pelatihan Dasar Jurnalistik Di Kalangan HIMMA LDII Madiun

Berita

di Balik Agenda Kemendag dan LDII Munculkan Wirausahawan Kelontong

Berita

DPP LDII Silaturahim dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Bahas Pencegahan Stunting

Berita

Buka Turnamen Tenis Nasional LDII, Bupati Sukoharjo Ingatkan Olahraga Sebagai Pemersatu Bangsa.