Tumbuhan di Indonesia sangat melimpah dan mengandung kandungan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu manfaat tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah pemanfaatannya sebagai sumber antioksidan. Antioksidan diperlukan untuk melawan radikal bebas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Radikal bebas dapat berasal dari makanan, polusi udara, paparan sinar matahari yang berlebihan, atau dari senyawa dan obat-obatan tertentu. Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada sampel berupa buah-buahan. ekstrak seperti jeruk bali, lada, tomat dan coklat kemerah-merahan. Empat buah diekstraksi dengan teknik maserasi. Proses ekstraksi dengan metode maserasi tidak hanya mudah dan murah untuk direndam dalam pelarut tertentu, tetapi juga karena perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar sel merusak dinding dan membran sel tumbuhan sehingga menyebabkan dekomposisi sekunder. . Metabolit yang terkandung dalam sitoplasma dapat larut dalam pelarut. Pelarut untuk mengekstraksi grapefruits, paprika dan tomat dengan metanol (ekstrak metanol) dan mengekstraksi buah coklat kemerah-merahan.
Diekstraksi dengan pelarut etanol (ekstraksi etanol). Sumber antioksidan nabati alami dapat berupa senyawa seperti polifenol, flavonoid, beta-karoten, vitamin C, dan vitamin E. Analisis kandungan fenolik dalam ekstrak buah jeruk, tomat dan sup dilakukan dengan hasil positif. Analisis kandungan vitamin C dalam ekstrak jeruk bali, lada, dan sup buah juga dilakukan. Analisis kualitatif dilakukan dengan reagen DPPH sebelum analisis kuantitatif aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan positif sampel ekstrak mengubah warna larutan metanol DPPH dari ungu menjadi kuning. Perubahan warna DPPH terjadi karena adanya senyawa yang mensuplai radikal hidrogen DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan DPPH-H (1,1-difenil-2-pikrilhidrazin) tereduksi menjadi Selain itu, aktivitas antioksidan kuantitatif diuji untuk menentukan jumlah aktivitas antioksidan yang dihasilkan oleh ekstrak jeruk bali, lada, tomat, dan coklat kemerah-merahan. Pengujian ini juga dilakukan dengan menggunakan metode DPPH radikal scavenger. Metode ini digunakan karena kesederhanaannya, kemudahan eksekusi, waktu analisis yang singkat, dan volume sampel yang kecil. Aktivitas antioksidan diukur pada 515 nm, panjang gelombang maksimum DPPH. Aktivitas antioksidan ekstrak buah dinyatakan sebagai % penghambatan terhadap radikal DPPH. Persentase penghambatan diperoleh dari selisih absorbansi DPPH kontrol dan sampel diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Besarnya aktivitas antioksidan didapatkan dari nilai IC50. IC50 adalah nilai konsentrasi yang dibutuhkan suatu sampel untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. Nilai IC50 diperoleh dengan menghitung konsentrasi menggunakan persamaan regresi linie.
Sumber: http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/10735/5134